Rumah Adat 34 Provinsi di Indonesia Lengkap dan Asalnya
Rumah adat 34 provinsi di Indonesia menjadi bukti salah satu kekayaan Indonesia selain sumber daya alam yang melimpah. Mempelajari rumah adat dan merupakan salah satu wujud cinta tanah air.
Indonesia merupakan negara yang begitu kaya akan suku bangsa. Hal ini melambangkan kemajemukan yang ada. Setiap suku biasanya memiliki adat, tradisi, bahkan selera seni tersendiri.
Banyaknya rumah adat 34 provinsi di Indonesia juga melambangkan kekayaan kreativitas masyarakat Indonesia. Dalam urusan arsitektur bangunan tempat tinggal, setiap daerah memiliki ciri khas tersendiri. Rumah adat provinsi kadang terdiri dari beberapa rumah adat suku. Karena saking majemuknya Indonesia, satu provinsi terdiri dari beberapa suku yang tinggal.
Pengetahuan tentang rumah adat kali ini sangat penting kita pelajari. Agae kita tahu tentang kekayaan budaya, adat, seni serta keterampilan masyarakat Indonesia dalam membuat bangunan. Baik itu bangunan tempat tinggal maupun bangunan untuk fasilitas umum. Nah, agar lebih jelas, berikut ini macam dan penjelasan singkat tentang rumah adat 34 provinsi di Indonesia pdf:
Rumah Adat Indonesia Beserta Asalnya
1. Rumah Adat Provinsi Papua – Rumah Adat Honai di Pegunungan
Rumah Adat Honai merupakan hunian masyarakat Papua yang tinggal di daerah pegunungan. Rumah adat yang berasal dari provinsi Papua ini terbuat dari kayu dan ilalang. Mengingat penghuni rumah adat Honai masih merupakan suku yang berpindah-pindah. Karena terbuat dari bahan yang diambil langsung dari alam, Rumah Adat Honai berukuran minimalis dan sempit.
Sebagaimana terlihat, rumah adat Provinsi Papua ini tidak memiliki jendela. Hal ini bertujuan agar penghuni rumah tetap merasa hangat meskipun cuaca dingin di luar. Umumnya, rumah adat Honai terdiri dari 3 jenis; Untuk kaum laki-laki (Honai Laki-Laki), Wanita (disebut Ebei atau Honai Prempuan), ketiga Rumah untuk ternak juga sebagai tempat bersantai. Khusus untuk Honai perempuan, disebut 'Ebeai'.
Selain berfungsi sebagai tempat tinggal, rumah adat Provinsi Papua ini juga berfungsi sebagai sarana atau fasilitas pendidikan. Khususnya bagi kaum laki-laki dan perempuan yang akan beranjak dewasa.
2. Rumah Adat Provinsi Papua Barat – Rumah Adat Mod Aki Aksa
Sering disebut dengan rumah kaki seribu, rumah adat Provinsi Papua Barat ini memang memiliki banyak kaki penyangga. Sehingga diibaratkan dengan kaki seribu. Rumah Mod Aki Aksa berbentuk rumah adat panggung dengan tiang penyangga. Tujuannya ialah untuk menghindari penghuni dari serangan hewan buas.
Meski bersifat menetap, rumah adat ini juga masih menggunakan bahan dari alam sekitar seperti ilalang, pelepah sagu, tali dari kulit pohon dan kayu.
Rumah Adat Kaki Seribu umumnya memiliki ukuran 8 x 6 x 1 - 1,5 meter (tinggi). Tinggi atap berkisar antara 4,5 - 5 meter. Untuk tiang fondasi terbuat dari kayu berdiameter 10 cm. Tiang, dengan jarak antar tiang sekitar 30 cm.
Rumah Adat Provinsi Papua Barat ini dibagi menjadi dua bagian; kiri untuk wanita dan kanan untuk laki-laki. Satu rumah bisa dihuni oleh beberapa keluarga yang tinggal bersama. Tidak terdapat jendela, namun ada dua pintu; di depan dan belakang. Rumah adat Mod Aki Aksa merupakan rumah adat asli penduduk Suku Arfak yang menetap di Kabupaten Manokwari, Papua Barat.
3. Rumah Adat Nusa Tenggara Timur – Rumah Adat Musalaki
Rumah Musalaki yang berasal dari Nusa Tenggara Timur (NTT), sekilas mirip dengan rumah adat provinsj tetangga, yakni Nusa Tenggara Barat (NTB). Perbedaannya, rumah Musalaki memiliki bentuk yang menyerupai kerucut. Terbuat dari bahan kayu, rotan dan ilalang.
Pada zaman dahulu, rumah ini hanya digunakan sebagai tempat tinggal kepala suku dan pembesar adat saja. Suku yang mendiami rumah adat Musalaki ialah Suku Ende Lio. Seiring dengan perkembangan zaman, rumah adat ini juga digunakan sebagai tempat tinggal masyarakat NTT secara umum.
4. Rumah Adat Provinsi Nusa Tenggara Barat – Rumah Adat Dalam Loka
Rumah adat Dalam Loka berasal dari Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), khususnya Kabupaten Sumbawa. Selain Suku Sumbawa, juga dibangun oleh Suku Sasa, Suku Dongu, dan juga Suku Dompu. Bahan umumnya terbuat dsri kayu jati. Bagian atap ada yang terbuat dari kayu (sirap), ilalang, dan bambu.
Dulunya, rumah ini digunakan sebagai istana raja atau ketua adat. Namun, seiring perkembangan zaman, rumah adat Dalam Loka juga digunakan sebagai tempat tinggal masyarakat NTB secara luas.
5. Rumah Adat Provinsi Bali – Rumah Adat Gapura Candi Bentar
Disebut rumah gapura, rumah ini memang dilengkapi dengan gapura di bagian depannya. Di dalam terdapat pura yang sering digunakan untuk upacara besar. Kita ketahui bersama bahwa masyarakat Bali masih sangat kental menjaga kebudayaan dan agama Hindu.
Rumah adat ini sejatinya bukanlah satu-satunya rumah adat di Provinsi Bali. Provinsi yang terletak di Pulau Dewata ini ternyata memiliki banyak rumah adat tradisional.
6. Rumah Adat Provinsi Jawa Timur – Rumah Adat Joglo dari Situbondo
Sekilas, Rumah Adat Joglo Situbondo ini mirip dengan rumah adat Joglo Jawa Tengah. Namun keduanya tentu saja berbeda. Rumah adat Joglo Situbondo lebih artistik, mengingat daerah Situbondo kental dengan budaya sinkretisme kejawen. Ukurannya juga lebih minimalis.
Bahan bangunan Rumah Adat Joglo Situbondo umumnya terbuat dari kayu jati. Secara garis besar, bagian rumah dibagi menjadi dua; bagian depan dan belakang. Bagian depan berupa ruang luas yang berfungsi sebagai ruang tamu. Bagian depan ini lazim disebut pendopo.
Sedangkan bagian belakang dibagi menjadi 3 bagian. Sekatnya bisa berupa kayu, tembok atau triplek. Bagian kanan digunakan sebagai ruang penyimpanan dan dapur. Kamar tengah yang disakralkan, digunakan sebagai kamar tidur. Sedangkan bagian kiri digunakan sebagai kamar tidur untuk orang tua. Kadang juga digunakan sebagai ruang kerja.
Selaim di Situbondo, Rumah Adat Provinsi Jawa Timur ini juga ditemukan di wilayah Ponorogo.
7. Rumah Adat Provinsi Jawa Tengah – Rumah Adat Joglo
Perbedaannya dengan rumah adat Joglo Situbondo, ialah pada fungsi kamar-kamar yang terdapat di dalam rumah Joglo Jawa Tengah. Di bagian depan masih sama; bagian pendopo digunakan sebagai ruang pertemuan atau ruang tamu.
Selanjutnya ada ruang pringgitan atau lebih dikenal dengan ruang samping, biasanya ruangan ini difungsikan sebagai jalan akses keluar masuk rumah. Kadang digunakans ebagai tempat pertunjukan wayang. Pringgitan berbentuk seperti serambi yang menghadap ke pendopo. Bagian selanjutnya ialah emperan, disebut juga sebagai teras depan.
Omah dalem merupakan ruang tengah atau utama di bagian dalam rumah. Ruang senthong digunakan sebagai tempat penyimpanan. Ada sentong kiwa, senthong tengah dan senthong tengen. Sentong kiwa dsn tengen bisa digunakans sebagai tempat tidur atau penyimpanan. Sedangkan senthong tengah digunakan untuk menyimpan benda-benda berharga.
Ruang gandhok tengen serta ruang dendok kiwo letaknya mengitari sis samping dan belakang bangunan inti. Lazimnya digunakan sebagai tempat tidur.
8. Rumah Adat Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta – Rumah Adat Bangsal Kencono
Rumah Adat Bangsal Kencono, merupakan rumah adat yang asal Daerah Istimewa Yogyakarta. Pada zaman dahulu, rumah ini digunakan sebagai tempat tinggal para raja dan pejabat kerajaan. Saat ini, rumah adat ini digunakan sebagai cagar budaya. Sebagai simbol kebudayaan provinsi D.I Yogyakarta.
Secara umum, bentuk dan fungsi bagian-bagian rumah Bangsal Kencono mirip dengan rumah adat Joglo Jawa Tengah. Bagian dinding dan tiang terbuat dari kayu jati. Bagian atap terbuat dari tanah (genting) atau kayu (sirap). Untuk rumah keraton, bagian lantai sudah menggunakan marmer atau batu granit. Bagian rumah lebih tinggi daripada halaman sehingga terdapat tangga menuju bagian beranda rumah.
9. Rumah Adat Provinsi Jawa Barat – Rumah Adat Sunda
Suku Sunda merupakan suku asli provinsi Jawa Barat. Rumah Adat Sunda berbentuk panggung yang tidak terlalu tinggi. Sehingga terdapat tangga (goldog) yang berfungsi sebagai akses keluar masuk rumah.
Pada zaman dulu, rumah adat sunda terbuat dari bahan anyaman bambu (kajang) sebagai dinding dengan kayu balok sebagai tiang dan badan rumah. Sedangkan bagian atap terbuat dari ijuk, atau daun palem.
Namun saat ini, rumah adat Sunda tidak lagi menggunakan bahan-bahan bangunan tersebut. Bangunan menggunakan bahan-bahan modern dengan tetap mempertahankan arsitektur bangunan seperti jaman dahulu.
Rumah adat Provinsi Jawa Barat Lainnya bisa di simak di - Rumah Adat Provinsi Jawa Barat Lengkap
10. Rumah Adat Provinsi DKI Jakarta – Rumah Adat Kebaya
Rumah adat Kebaya merupakan rumah adat suku Betawi, yang mendiami wilayah perkampungan DKI Jakarta. Meski sudah sangat sulit, Rumah Adat Kebaya masih bisa ditemukan di daerah kampung di Ibu Kota.
Ciri khas Rumah Kebaya terdapat pada bentuk atap. Rumah ini memiliki bentuk atap mirip pelana yang dilipat, khususnya bila dilihat dari samping. Selain itu, hampir semua Rumah Kebaya memiliki pagar di bagian beranda rumah.
Selain itu, dinding terbuat dari panel yang bersambung dan dapat digeser. Sehingga memungkinkan rumah dapat diperluas dengan mudah saat dibutuhkan. Material dinding bisa terbuat dari anyaman bambu atau kayu nangka. Pondasi rangka menggunakan batu kali. Sedangkan pondasi dinding menggunakan batu bata. Atap terbuat dari genteng atau anyaman daun kirai.
11. Rumah Adat Provinsi Banten – Rumah Adat Julang Ngapak (Suku Badui)
Masyarakat Badui merupakan masyarakat adat di daerah Banten yang masuh sangat menjaga tradisi. Sebagian bahkan masuh sangat tertutup terhadap kehidupan modern.
Ciri khas dari rumah adat Badui ini tidak boleh menyentuh tanah. Sehingga setiap bagian dari tiang penyangga selalu diberi pondasi batu. Dinding rumah terbuat dari anyaman bambu.
Sedangkan atap rumah adat Julang Ngapak terbuat dari ijuk atau daun kelapa. Struktur atap terdiri dari atap kiri kanan. Dimana atap bagian kiri umumnya memiliki ukuran yang lebih panjang. Sedangkan lantai terbuat dari bambu. Sebagai catatan, rumah adat ini tidak memiliki jendela.
Rumah Adat Badui asal Provinsi Banten ini dapat kita temui di wilayah pelosok Ujung Kulon serta beberapa pedesaan di daerah Lebak, Banten.
12. Rumah Adat Provinsi Aceh Darussalam – Rumah Adat Krong Bade
Rumah Adat Krong Bade juga dikenal dengan sebutan Rumoh Aceh. Merupakan jenis rumah panggung dengan banyak tiang penyangga. Di bagian depan terdapat tangga sebagai jalan akses keluar masuk rumah, dengan jumlah anak tangga ganjil.
Rumah Adat Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam ini berbentuk persegi panjang yang memanjang ke arah timur dan barat. Bagian dinding terbuat dari kayu. Atap terbuat dari bahan rumbia dan lantai terbuat dari bambu atau enau.
13. Rumah Adat Provinsi Sumatera Utara – Rumah Adat Bolon
Rumah adat Bolon merupakan rumah adat Suku Batak, sekaligus menjadi simbol masyarakat Batak. Merupakan jenis rumah panggung berbentuk persegi panjang yang dulunya didiami oleh raja-raja Batak. Tinggi bangunan sekitar 1,75 meter.
Ciri khas dari rumah adat Batak ialah terletak pada bentuk arsitektur atap yang menjulang. Tinggi atap bahkan lebih tinggi dibandingkan badan rumah. Badan rumah Adat Provinsi Sumatera Utara ini justru pendek. Sebagai rumah panggung, Rumah Adat Bolon menggunakan tangga sebagai jalan akses keluar masuk rumah. Karena tangganya juga cukup tinggi, membuat siapapun yang berkunjung harus menunduk.
Lantai rumah adat Batak terbuat dari papan kayu. Sedangkan atap terbuat dari material ijuk atau daun rumbia.
14. Rumah Adat Provinsi Sumatera Barat – Rumah Gadang
Selain Sumatera Utara, Rumah Gadang juga terdapat di Sumatera Barat. Namun di sini terdapat sebutan selain Rumah Gadang. Ada yang menyebut Rumah Bagonjong, ada juga Rumah Baanjuang.
Rumah adat Minangkabau ini merupakan jenis rumah panggung. Yang unik ialah bentuk atapnya yang terlihat menyerupai tanduk kerbau. Material atap sendiri terbuat dari bahan ijuk. Bagian badan rumah berbentuk persegi panjang. Terbagi menjadi 2 bagian; depan dan belakang. Bagian dinding terbuat dari kayu dihiasi ukiran ornamen beragam.
Desain rangka dan pondasi Rumah Gadang dimaksudkan agar tahan terhadap gempa. Tiang-tiang pondasi diletakkan di atas batu datar (tidak ditanam langsung di tanah). Penyambung antar rangka juga tidak menggunakan paku, melainkan pasak kayu. Sehingga ketika terjadi gempa, rumah akan bergeser menyesuaikan denganperkerakan tanah.
Selain berfungsi sebagai tempat tinggal, Rumah Adat Provinsi Sumatera Barat ini juga difungsikan sebagai tempat merawat anggota keluarga yang sakit. Termasuk juga sebagai tempat melaksanakan upacara adat.
15. Rumah Adat Provinsi Sumatera Selatan – Rumah Adat Limas
Pulau Sumatera yang masih didominasi dengan wilayah hutan, rawa dan sungai, membuat desain rumah tradisional di sana berbentuk panggung. Termasuk juga Rumah Adat Limas asal Palembang ini. Selain untuk menghindari air masuk ke dalam rumah, juga untuk menghindari ganguan binatang liar.
Nama Rumah Limas diambil dari bentuk atapnya yang menyerupai limas. Lantainya dibuat bertingkat-tingkat dan disebut dengan istilah Bengkilas. Lantai kedua yang berfungsi seperti teras rumah, digunakan sebagai tempat menerima tamu.
Material tiang penyangga dibuat dari Kayu Ulin yang tahan air dan kuat. Bagian rangka terbuat dari kayu tembesu. Ciri khasnya, Rumah Adat Provinsi Sumatera Selatan ini memiliki beberapa jendela berukuran besar. Selainbanyak ditemukan di Palembang, Rumah Limas juga banyak ditemukan di daerah Johor, Malaysia.
16. Rumah Adat Provinsi Bangka Belitung – Rumah Adat Rakit Limas
Meskipun berasal dari Bangka Belitung, Rumah Adat Rakit Limas juga sangat populer di Kota Palembang. Sebagaimana namanya, rumah ini merupakan jenis rumah rakit yang dibangun di atas sungai, atau didesain dapat mengapung bila banjir. Mengapa harus membangun rumah di atas sungai? Masyarakat setempat percaya bahwa sungai adalah sumber air sekaligus sumber mata pencaharian.
Uniknya, rumah adat ini bukan hanya berfungsi sebagai tempat tinggal terapung. Tetapi juga difungsikan sebagai alat transportasi untuk pergi dari satu tempat ke tempat yang lain.
17. Rumah Adat Provinsi Jambi – Rumah Panggung Kajang Leko
Seperti namanya, Rumah Panggung Kajang Leko merupakan jenis rumah panggung. Desain arsitektur berasal dari Marga Bathin. Rumah ini cukup besar, dengan bentuk persegi panjang berukuran kurang lebih 12×9 meter. Keunikannya terletak pada struktur konstruksi serta ukiran yang menjadi hiasan.
Rumah Panggung Kajang Leko umumnya dibagi menjadi 8 bagian. Ruangan pertama bernama jogan, berfungsi sebagai tempat beristirahat anggota keluarga. Ruangan kedua adalah serambi depan sebagai tempat menerima tamu laki-laki.
Serambi dalam sebagai ruang ketiga, berfungsi sebagai tempat tidur anak lelaki. Ruang keempat ialah amben melintang, berfungsi sebagai kamar pengantin. Serambi belakang menjadi ruang tidur untuk anak-anak perempuan yang belum menikah. Ruang keenam berfungsi untuk menerima tamu perempuan. Ruang ketujuh adalah garang, sebagai lokasi penyimpanan air. Sedangkan ruang terakhir ialah dapur.
18. Rumah Adat Provinsi Bengkulu – Rumah Adat Bubungan Lima
Rumah Adat Bubungan Lima merupakan rumah yang berasal dari Provinsi Bengkulu. Merupakan jenis rumah panggung dengan arsitektur yang kompleks. Rumah ini memiliki aula di bagian bawah rumah, yang dapat difungsikan ketika acara-acara tertentu.
Jalan akses keluar-masuk rumah berupa 2 buah tangga yang terletak di bagian depan rumah, sebelah kanan dan kiri. Rumah panggung ini juga didesain tahan gempa. Material utama rumah adat Provinsi Bengkulu ini berasal dari kayu kemuning. Sedangkan bagian atap terbuat dari ijuk. Zaman sekarang, sudah banyak material atap yang terbuat dari seng.
19. Rumah Adat Provinsi Lampung – Rumah Adat Nowou Sesat
Karena sering difungsikan sebagai tempat pertemuan adat, Rumah Adat Nowou Sesat juga disebut dengan Balai Agung. Rumah Nowou Sesat merupakan jenis rumah yang material utamanya ialah kayu. Sedangkan atap berasal dari ijuk.
Pada zaman dahulu, rumah ini memiliki bangunan yang cukup besar karena berfungsi sebagai tempat pertemuan tetua adat. Tetapi seiring perkembangan zaman, rumah ini sekarang difungsikan sebagai rumah tinggal sehingga bentuknya lebih kecil. Namun desain arsitekturnya masih sama, dengan material yang berbeda.
20. Rumah Adat Provinsi Kepulauan Riau – Rumah Adat Belah Bubung
Rumah Adat Provinsi Kepulauan Riau ini sebetulnya tidak memiliki patokan arsitektur yang tetap. Pasalnya, bentuk atapnya begitu beragam. Ada atap rumah yang berbentuk datar, curam ke bawah, melintang, juga ada yang berjajar panjang dengan berbentuk sama.
Secara umum, bagian dalam Rumah Adat Belah Bubung dibagi menjadi empat ruangan. Ada ruang induk, ruang dapur, ruang penghubung antara ruang induk dan ruang dapur, dan ruang selasar. Dalam proses pembuatan rumah, harus berdasarkan kepercayaan adat setempat untuk menghindari kesialan bagi pemiliknya.
21. Rumah Adat Provinsi Riau – Rumah Adat Selaso Jatuh Kembar
Nama Rumah Adat Selaso Jatuh Kembar memiliki makna unik. Rumah ini memiliki Doa Selaso atau dua lantai. Yang artinya, lantai rumah lebih rendah daripada ruang tengah.
Rumah Adat Provinsi Riau ini merupakan jenis rumah panggung. Penyangga terdiri dari beberapa tiang. Bentuk bangunan berupa persegi panjang. Rumah adat yabg dulunya difungsikan sebagai ruang pertemuan ini umumnya memiliki hiasan berupa ukiran khas Melayu.
22. Rumah Adat Provinsi Kalimantan Barat – Rumah Panjang
Sebagaimana namanya, rumah adat yang satu ini memiliki bentuk yang cukup panjang. Sehingga ukurannya secara keseluruhan sangat besar. Ukurannya mencapai 6 x 180 meter. Rumah Panjang merupakan jenis rumah panggung dengan beberapa tangga sebagai jalan keluar-masuk.
Rumah Panjang dihuni oleh suku Dayak yang tinggal di wilayah Kalimantan Barat. Dalam satu rumah, bisa tinggal banyak keluarga. Karena setiap satu rumah bisa mencapai 50 ruangan. Selain berfungsi sebagai tempat tinggal, Rumah Panjang juga difungsikan sebagai tempat penyimpanan hasil panen juga tempat ternak.
23. Rumah Adat Provinsi Kalimantan Tengah – Rumah Betang
Rumah Bentang sebetulnya memiliki desain yang mirip dengan Rumah Panjang dari Kalimantan Barat. Kemiripan tersebut disebabkan letak geografis 2 provinsi memang berdempetan.
Perbedaannya ialah, Rumah Betang memilki bentuk dan ukuran lebih besar dibandingkan dengan Rumah Panjang. Rumah Panjang berukuran lebih kecil, tetapi dibangun di atas tanah yang lebih luas.
Ukuran Rumah Bentang mencapai 150 x 30 meter dengan tinggi mencapai 3-5 meter. Karena masyarakat Dayak hidup secara komunal, rumah adat ini mampu menampung sedikitnya 150 orang. Dalam satu rumah, terdapat tetua yang menjadi pemimpin kelompok. Sayangnya, baik Rumah Panjang maupun Rumah Bentang sudah sama-sama sulit ditemukan. Masyarakat Dayak sudah mulai terbuka terhadap perubahan dan perkembangan zaman.
24. Rumah Adat Provinsi Kalimantan Timur – Rumah Lamin
Rumah Adat Provinsi Kalimatan Timur ini disebut dengan Rumah Lamin. Tetapi sama-sama merupakan jenis rumah panjang dan panggung. Rumah Lamin merupakan rumah adat terbesar di Indonesia. Ukurannya mencapai 15 x 300 meter dengan tinggi 3 meter.
Rumah Lamin juga dihuni oleh masyarakat Suku Dayak. Dibandingkan dengan rumah panjang di Kalimantan lainnya, Rumah Lamin ini memiliki desain yang lebih menarik. Terdapat hiasan ukiran yang menmabah daya tarik. Menurut kepercayaan masyarakat Dayak, desain ukiran tersebut bisa menjaga penghuninya dari sihir.
Ada beragam warna yang menjadi hiasan. Setiap warna memiliki makna masing-masing. Rumah Lamin terbuat dari kayu ulin yang kuat dan tahan air.
25. Rumah Adat Provinsi Kalimantan Selatan – Rumah Adat Bubungan Tinggi
Rumah Adat Bubungan Tinggi ini merupakan rumah huni Suku Banjar yang tinggal di wilayah Kalimantan Selatan. Sebagaimana namanya, rumah adat ini berstruktur kokoh dan tinggi. Dibandingkan dengan rumah adat Provinsi Kalimantan Selatan yang lain, rumah Bubungan Selatan ini berukuran lebih kecil. Bentuk badannya memanjang ke arah depan dan belakang dan terdapat Anjung di bagian kanan-kiri seperti sayap rumah.
Bangunan induk merupakan tubuh bangunan yang memanjang lurus ke depan.Bangunan di bagian kiri-kanan disebut Anjung. Bubung atap yang tinggi membentuk prisma segitiga disebut Bubungan Tinggi. Bagian atap sengkuap yang memanjang menghadap atas dan memanjang ke depan disebut Sindang Langit. Sedangkan bagian atap yang memanjang ke belakang disebut atap Hambin Awan.
26. Rumah Adat Provinsi Kalimantan Utara – Rumah Adat Baloy
Rumah Adat Baloy merupakan rumah adat Suku Tidung yang berasal dari provinsi Kalimantan Utara. Bangunan rumah adat Provinsi Kalimantan Utara ini mengedepankan keindahan arsitektur. Sehingga seringkali dijadikan sebagai daya tarik wisata sekaligus maskot daerah. Ciri
Rumah ini terbuat dari material Kayu Ulin. Umumnya menghadap ke utara, tetapi pintu utama justru berada di selatan. Pada zaman dahulu, Rumah Adat Baloy seringkali digunakan sebagai tempat pertemuan atau upacara adat. Juga tempat untuk menampilkan kesenian tradisional Suku Dayak Tidung.
27. Rumah Adat Provinsi Sulawesi Barat - Rumah Adat Boyang
Rumah Adat Boyang adalah hunian masyarakat Suku Mandar. Merupakan jenis rumah panggung yang ditopang tiang penyangga. Tiang penyangga tersebut diletakkan di atas batu pipih dan lebar sebagai pondasi.
Rumah Adat Provinsi Sulawesi Barat ini biasanya dibagi menjadi 2 jenis; Rumah Boyang Adaq dan Rumah Boyang Beasa. Boyang Adaq biasanya dihuni oleh kaum bangsawan. Terdapat hiasan ornamen tertentu yang melambangkan identitas serta status keluarga penghuni. Sedangkan Boyang Beasa dihuni oleh masyarakat biasa (bukan bangsawan).
28. Rumah Adat Provinsi Sulawesi Utara – Rumah Adat Pewaris
Rumah Pewaris merupakan Rumah Adat Minahasa yang memang suku asli Sulawesi Utara. Rumah adat ini juga merupakan jenis rumah panggung. Walewangko, istilah lain Rumah Pewaris, merupakan rumah peninggalan Raja pertama Manado, Muntu Untu, yang merupakan keturunan Bangsa Spanyol.
Rumah Pewaris terbuat dari bahan dasar Kayu Ulin, dengan 26 tiang penyangga. Kayu Ulin terkenal kuat dan tahan terhadap air. Ukiran pada beberapa bagian rumah, selain sebagai hiasan, juga dipercaya sebagai sarana tolak bala. Bagian kolong rumah sering digunakan sebagai tempat penyimpanan hasil panen. Ada dua buah tangga (kanan-kiri) yang digunakan sebagai jalan akses keluar-masuk.
29. Rumah Adat Provinsi Sulawesi Tengah – Rumah Adat Tambi
Rumah Adat Tambi merupakan rumah adat Suku Kaili dan Suku Lore yang mendiami wilayah Sulawesi Tengah. Rumah ini memiliki bentuk prisma segitiga berukuran panjang. Rumah Tambi merupakan jenis rumah panggung, dimana badan dan atap menyatu. Bagian dinding terbuat dari bahan dasar rumbia atau ijuk yang sekaligus berfungsi sebagai atap.
BACA JUGA: Logo Kemdikbud Tut Wuri Handayani Yang benar
Pondasi Rumah Tambi batu alam yang ditemukan di sekitsr tempat tinggal. Sedangkan tiang terbuat dari Kayu Bonati berjumlah 9. Tinggi rumah umumnya menyimbolkan tinggi-rendah status sosial penghuninya. Ada Rumah Tambi untuk tetua adat, ada untuk orang biasa. Perbedaannya terletak pada jumlah anak tangga; untuk orang biasa berjumlah genap, sedangkan untuk pemuka adat berjumlah ganjil.
Rumah Adat Provinsi Sulawesi Tengah ini merupakan jenis rumah dengan 1 ruangan. Ruangan tersebut digunakan untuk tidur, memasak dan sebagainya. Namun biasanya ada dua bangunan pendukung yang disebut Pointua dan Buho atau Gampiri. Pointua berfungsi sebagai tempat menumbuk padi. Sedangkan Buho merupakan bangunan 2 lantai seperti Tampi; lantai pertama sebagai ruang tamu, sedangkan lantai kedua sebagai lumbung.
30. Rumah Adat Provinsi Sulawesi Tenggara – Rumah Adat Buton
Rumah Buton merupakan salah satu rumah adat asal Provinsi Sulawesi Tenggara. Merupakan bangunan dengan rancangan luar biasa untuk ukuran masyarakat tradisional. Hal ini dikarenakan rumah ini terdiri dari empat lantai dan berbahan dasar kayu. Penyambung antar rangks juga tidak menggunakan paku. Tetapi hanya mengaitkan kayu dengan pasak.
Ukuran tiap lantai tidak sama. Semakin ke atas, luas lantai semakin sempit. Rumah panggung ini dibangun dengan tiang penyangga 40 buah, yang berjejer 5 hingga 8 baris. Rumah yang disebut juga dengan Istana Malige ini dulunya memang didesain sebagai istana raja.
31. Rumah Adat Provinsi Sulawesi Selatan – Rumah Adat Tongkonan
Rumah adat Tongkonan merupakan rumah adat suku Toraja. Jenis rumah panggung yang satu ini memiliki arsitektur yang begitu unik. Mulai dari bawah hingga bagian atap, memiliki nilak estetika yang tinggi.
Hiasan ukiran melambangkan status sosial pemiliknya. Atap rumah berdiri menjulang berbentuk seperti perahu terbalik. Di bagian atap rumah terdapat tanduk kerbau sebagai hiasan. Rumah yang terbuat dari material kayu ini tidak bisa dimiliki secara personal. Rumah dimilikk secara komunal yang diperoleh dengan sistem warisan keluarga atau marga.
Msyarakat Suku Toraja sangat menyakralkan Rumah Tongkongan. Hal ini dikarenakan rumah ini berfungsi sebagai pusat budaya, pusat pembinaan kekuarga, dan tempat duduk bersama anggota keluarga besar. Biasanya ada seorang yang ditunjuk sebagai tetua untuk merawat dan mengelola rumah Tongkongan.
32. Rumah Adat Provinsi Gorontalo – Rumah Adat Dulohupa
Rumah Dulohupa yang berasal dari provinsi Gorontalo merupakan jenis rumah panggung. Rumah ini tepatnya berasal dari Kelurahan Limba, Kecamatan Kota Selatan, Kota Gorontalo.
Bangunan didesain tahan banjir, sehingga dibuat bentuk rumah panggung berbahan dasar kayu. Atapnya tebuat dari bahan jerami yang terdiri dari 2 susun. Setiap bagian rumah sarat akan makna. Dulunya, Rumah Adat Provinsi Gorontalo ini digunakan sebagai tempat musyawarah keluarga kerajaan.
33. Rumah Adat Provinsi Maluku Utara – Rumah Adat Sasadu
Rumah adat Provinsi Maluku Utara ini merupakan rumah adat Suku Sahu di wilayah Halmahera Barat. Rumah tidak difungsikan sebagai tempat tinggal, melainkan sebagai tempat pertemuan, pelaksanaan upara adat, pemilihan ketua adat, perayaan panen dan sebagainya. Meskipun kadang juga digunakan sebagai tempat bersantai.
Rumah adat Sasadu dibangun menggunakan material kayu, bambu serta batang pohon kelapa. Jalinan antar rangka diikat emnggunakan tali ijuk. Atap terbuat dari daun pohon sagu yang diikat. Rumah Sasadu umumnya terletak di tengah-tengah perkampungan. Hal ini bertujuan agar lokasi mudah diakses oleh seluruh masyarakat suku.
34. Rumah Adat Provinsi Maluku – Rumah Adat Baileo
Rumah Adat Baileo merupakan rumah adat Provinsi Maluku yang berfungsi sebagai 'Rumah Roh' nenek moyang. Hal ini menyimbolkan kemajemukan masyarakat Maluku dalam hal kepercayaan. Rumah Baileo dianggap sebagai tempat suci, setelah masjid dan gereja.
Karena merupakan rumah roh nenek moyang, terdapat tempat khusus untuk menyimpan benda-benda pusaka yang dianggap suci. Rumah adat ini juga berfungsi sebagai musyawarah dan acara hiburan.
Rumah Baileo didesain tanpa dinding. Hal ini dimaksudkan agar roh nenek moyang dapat bebas keluar masuk. Desain rumah panggung melambangkan tingginya derajat nenek moyang dibandingkan masyarakat pada umumnya. Ukiran ayam dan anjing di dalam ruangan melambangkan kedamaian dan kemakmuran.
Itulah daftar rumah adat dari 34 Provinsi beserta asalnya dan penjelesannya. Rumah adat tersebut merupakan rumah adat salah satu suku bangsa yang ada di provinsi tersebut. Seperti yang diketahui, saat ini rumah adat sudah mulai tergerus oleh perkembangan zaman. Sehingga tidak sedikit yang mulai punah dan sebagian juga hanya dijadikan sebagai tempat wisata.
0 Response to "Rumah Adat 34 Provinsi di Indonesia Lengkap dan Asalnya "
Posting Komentar